Skip to main content

Aku & ASUS-ku






Aku meminang laptop ASUS di awal bulan Oktober tahun lalu. Kulakukan berbagai pengamatan dan membandingkan spesifikasi laptop ini dengan pilihan lain yang serupa. Namun pada akhirnya, hatiku jatuh pada ASUS N551ZU. Sebagai pengenalan, aku ingin bercerita sedikit tentang diriku.




Namaku Kennice, aku seorang mahasiswi di sebuah universitas swasta. Aku memiliki banyak hobi yang berkaitan dengan multimedia dan menulis. Laptop lamaku telah berperan besar dalam kelangsungan kehidupanku di SMA (oke, aku mulai lebay). Sekarang, aku membutuhkan laptop dengan spesifikasi lebih untuk menunjang hobi-hobiku. Dengan pertimbangan yang panjang, akhirnya kuputuskan untuk membeli ASUS N551ZU, meskipun sempat berdebat dengan ayahku. Maaf ayah, karena aku tahu benar apa yang kubutuhkan, jadi aku tetap bersikeras dengan pilihanku. Sekarang, dengan N551ZU di pelukan, aku dapat melakukan hobi-hobiku, yang aku yakin, akan menjadi bisnisku kelak. Disini, akan kuceritakan berbagai hal yang terinspirasi dari kisah nyataku yang terjadi di bulan November 2015.

Hmm… Pagi hari yang adem. Aku segera beranjak dari tempat tidur dan meraih gelas plastik di sebelah laptop, diatas meja berbahan kayu, sebelah lemari baju, sebelah tempat tidurku. Ribet, ya? Nggak usah dibayangin, deh kalo gitu. Pokoknya bangun-bangun, gue sambar tuh gelas. Aku dengan enaknya, menyeruput air yang baru saja kutuang ke dalam gelas ribet itu.

Dengan mata masih merem-melek, aku memulai hariku dan mempersiapkan barang-barang yang perlu kubawa. Saat itu aku akan pergi ke sebuah coffee shop, dengan tujuan membuat tugas dan belajar bersama teman-teman.




Sebelum berangkat, kunyalakan terlebih dahulu laptop-ku, untuk mengecek bahan yang perlu kubuat nanti. Sebenarnya aku sudah membuat sebagian, dan pagi ini aku memastikan bagian yang belum kukerjakan. Hanya butuh 10 detik untuk mengeceknya. Karena laptop ASUS N551ZU yang kumiliki telah didukung fitur instant-on yang hanya membutuhkan waktu dua detik untuk siap digunakan. Dan tak lama kemudian, aku pun siap berangkat.

Dalam perjalanan yang berkisar sekitar 10 menit itu, aku membawa laptop-ku di pelukan. Sesampainya disana, aku tidak menemukan teman-temanku. Jadi kuputuskan untuk menunggu dengan sabar.

Detik demi detik berlalu.

Menit demi menit berlalu.

Jam demi jam… Eh, enggak deng.

Cuma sekitar setengah jam saja, aku menunggu kedatangan seorang teman. Awalnya, aku capek, udah nunggu 15 menit, belum ada yang datang. Akhirnya kuputuskan untuk menelepon seorang temanku yang ikut janjian. Dia juga “katanya” sudah sampai. Tapi aku nggak lihat dia.

Beberapa menit kemudian, temanku itu menghampiriku. Akhirnya, ada temen juga, pikirku. Sekali lagi, kita menunggu. Dan tiba-tiba, entah karena terlalu lelah menunggu atau karena pikiranku melayang kemana-mana, kujatuhkan laptopku tanpa sadar. Parahnya, laptopku ini jatuh dengan posisi menghantam ujung laptop terlebih dahulu. Pengen nangis. Cuma itu perasaan yang bisa kugambarakan.

Setelah semuanya berkumpul, kita berjalan menuju ke TKP (tempat kejadian perkara). Segera, setelah sampai di coffee shop, kita mengambil tempat duduk yang lumayan luas untuk menggelar kertas dan beberapa laptop.

Sementara beberapa temanku memesan minuman, aku duduk bersama dengan temanku yang tadi menunggu bersamaku. Kubuka laptop-ku, dan kulihat keadaannya. Hm. Bagian CD Writer-nya sedikit berubah susunannya, dan daerah kanan keyboard ada yang bengkok. Kuelus-elus bagian itu. Sampai temanku tertarik perhatiannya.

“Gimana laptopmu?”

“Ah. Nggak apa. Tapi bagian ini jadi bengkok.”

“Oh..”

Tipikal orang yang bingung harus ngerespon apa. Jadi percakapan kita berhenti sampai disitu.

Kulihat lagi keadaan CD Writer-nya, dan ternyata bisa dibetulkan. Ketika laptop kunyalakan, ia berjalan seperti biasa. Benar-benar kuat nih laptop, pikirku. Sesaat, aku teringat dengan perkataan orang-orang, bahwa laptop ASUS tidak mudah rusak – dan itu terbukti! Meskipun sudah jatuh, ataupun dibebani beban diatasnya, laptop tetap berjalan dengan lancar. Meskipun harganya lebih terjangkau, namun kualitas laptop-nya tidak abal-abal. Seketika, aku bersyukur telah memilih ASUS. Karena aku tergolong orang yang ceroboh, paling tidak, produk ASUS bisa mengeliminasi dampak kecerobohanku. Hehe.

Pengerjaan tugas dan kegiatan belajar bersama berjalan lancar, hingga suatu ketika, seorang petugas coffee shop menghampiri kita.

“Halo. Maaf, karena ini jam makan siang, kalian tidak bisa berlama-lama disini, ya.”

Entah bagaimana kalimat pastinya. Yang jelas, kita diusir secara halus *nangis*.

Aku yang sedang menikmati minuman itu, menjadi kaget. Dan dengan cekatan, kuselesaikan slide presentasiku saat itu juga.

Tiba-tiba, salah seorang temanku punya ide.

“Hei, gimana kalo kita ke rumah Lili aja?” (nama disamarkan).

“Wah, boleh tuh!”, sahut temanku yang lain.

Akhirnya, entah dengan lapang hati atau tidak, Lili menyambut kami sebagai tamu di rumahnya. Pokoknya dia terlihat senang-senang saja ketika temanku menyarankan ide itu.

Kita pun segera membereskan pernik-pernik yang telah tersebar diatas meja. Dengan cepat, kututup layar laptop-ku. Otomatis, N551ZU akan memasuki mode sleep, yang berarti tetap menjalankan mesin, tetapi menggunakan energi lebih sedikit dan menyimpan programs yang terakhir dibuka. Jadi, aku hanya perlu membuka layarnya kembali jika mau digunakan lagi. Perlahan-lahan, kumasukkan laptop-ku kedalam sleeve case bag-nya, dan aku pun siap untuk pergi.

Sesampainya di rumah Lili, hal pertama yang kutanyakan adalah password wifi. Untungnya, Lili dengan senang hati memberikannya, tanpa tersinggung atas kelakuan temannya ini. Setelah mendapatkannya, kubuka laptop-ku dan kusambungkan internetnya.

Kita melanjutkan tugas kembali di kamar Lili. Kubuka kembali data presentasi yang telah kubuat, data laporannya, web browser, dan beberapa program lainnya. Untuk mempermudah pengerjaan, aku melakukan multitasking pada N551ZU kesayanganku ini.


Aku sangat suka dengan desain keyboard ASUS. Setiap tombolnya terpisah, memudahkan pengetikanku.


Tiba-tiba, aku teringat oleh video yang telah kuedit beberapa hari yang lalu. Video ini berisi tentang kegiatan kita saat menghabiskan waktu bersama minggu lalu. Namun, kuurungkan niatku untuk menunjukkannya pada teman-teman, karena mereka terlihat masih sibuk dengan tugas masing-masing. Jadi, kubuka dulu saja data video editanku, sambil melanjutkan tugasku.

Singkat kata, kita semua telah selesai mengerjakan tugas, memasak bersama, dan makan. Akhirnya, aku bisa menunjukkan hasil editan videoku pada mereka. Dengan layar 15,6 inci yang melegakan, didukung oleh ASUS Splendid Technology yang secara otomatis dapat menyesuaikan warna untuk memaksimalkan kualitas warna di setiap aplikasi yang dibuka, kita semua menonton video itu. Tak heran, dengan layar yang lebar, temanku yang duduk paling belakang pun tetap dapat melihat layar laptop dengan jelas.

Hari sudah semakin sore, kita memutuskan untuk bersiap pulang. Kulihat baterai laptop-ku, sudah hampir habis! Dan baru kuingat bahwa aku telah menggunakannya selama hampir setengah hari. Baterai ASUS N551ZU mampu bertahan hingga tiga jam, atau bahkan lebih. Hal ini membuatku lebih fokus dan produktif. Karena aku tidak perlu khawatir dengan kapasitas baterai yang dimiliki N551ZU ini.

Kututup semua program yang kubuka selama pengerjaan tugas. Aku senang mengingat pengerjaan tugas hari ini dapat berjalan mulus. Karena ASUS N551ZU telah dilengkapi dengan RAM sebesar delapan gigabytes yang jelas sangat mumpuni untuk melakukan pekerjaan kantoran. Namun, aku memang memilih N551ZU ini karena proses pengeditan video, pengeditan gambar dan mendesain-ku akan jauh lebih mulus dibandingkan dengan laptop biasa. Sekarang, aku bisa melakukan segala hobiku tanpa lagging yang seringkali disebabkan oleh laptop kebanyakan.


Keadaan laptop saat ini.

Keadaan laptop saat ini.


ASUS N551ZU juga jelas berbeda dibandingkan dengan laptop multimedia lainnya. Karena ASUS melengkapi produknya dengan banyak fitur khusus yang hanya ASUS yang punya. Contohnya, ASUS Splendid Technology yang telah disebut sebelumnya. Nggak hanya itu, ASUS juga memang sudah terkenal sebagai salah satu vendor dengan daya tahan terbaik, dilengkapi dengan VGA yang berkualitas sehingga aku nggak perlu bingung lagi kalau mau menggunakan laptop sebagai tempat mengedit video, foto, mengerjakan pekerjaan kantoran, maupun tempat bermain game berat. Dengan layar yang luas dengan resolusi tinggi, aku bisa menonton video dengan jelas. Poin plus lainnya, laptop ASUS ini disertai dengan audio SonicMaster Premium, membuat suara yang dikeluarkan laptop ini luar biasa jernih.

Hingga hari ini, aku sama sekali tidak menyesal telah membeli ASUS N551ZU. Multimedia Laptop ini berjasa besar buat pelampiasan hobi-hobiku. Kinerjanya yang tanpa nge-lag membuatku semakin senang untuk berkarya. Terima kasih, ASUS!





Comments

  1. Sadiss sampe pernah jatuh segala :'D

    Punyaku baru hampir doank waktu nenteng dalam keadaan nyala sambil nurunin tangga, dan untung masih bisa diselamatkan.. Gak kebayang kalo sampe jatuh beneran.. Hahahahah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaa... Iya, nih. Tapi masih berjalan seperti biasa, kok :D
      Wah, iya lho. Untung nggak sampe jatuh beneran! Hehe. Anyway, thanks for having a visit on my blog!

      Delete
  2. menarik sekali ini pengalamannya hehe...
    lcd china

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Suka Duka Anak Kos

Anak kos. Pasti banyak diatara kamu yang ngekos di kota atau negeri lain. Entah untuk SMA, atau perguruan tinggi. Hari ini, aku mau membahas suka-dukaku jadi mahasiswi di negeri lain, dalam hal tinggal sebagai anak kos. Untuk memulainya, kuceritakan terlebih dahulu gambaran tentang kos-kosan ku. Aku tinggal di sebuah apartemen di daerah Novena. Sekitar 8-10 menit berjalan kaki dari stasiun MRT. Disini, aku menyewa sebuah kamar untuk kutinggali sendiri. Tidak ada tuan rumah, hanya ada teman-teman serumah. Tapi sekitar tiga hari sekali, akan ada pembantu yang membersihkan rumah dan mengurus cucian baju. Nah, teman-teman serumahku ini ada yang berasal dari sesama Indonesia, ada juga yang dari Filipina. Karena akomodasi di Singapura lumayan mahal, apalagi daerah Novena, jadi aku menyewa kamar yang tidak ada WC-nya. Alias berbagi WC dengan teman serumah. Nah, mari kita mulai. Lagi asyik-asyiknya ngerjain tugas, tiba-tiba mesin cucinya berbunyi. Menandakan bahwa cucian telah selesai d

Digital Painting di Kala Liburan

Malam yang menyejukkan hati, membuat mood ku menjadi baik. Aku segera membuka laptop ku, dan memulai proses pengeditan gambarku. Saat itu, aku sedang sibuk menyelesaikan challenge yang kuterima sejak sekitar sepuluh bulan yang lalu. Hari itu, akhirnya kulaksanakan juga challenge  nya. Jadi begini, challenge  nya itu dengan memajang foto semacam ini: Bukan gambar saya :) Nah, setelah memajang gambar itu di Instagram , tetapkanlah misalnya, tiga hari untuk mendapat jumlah likes . Jumlah likes  yang didapat, menentukan jumlah anak ayam yang harus digambar. Saat itu aku menetapkan tenggat waktu tiga hari. Hari pertama, aku mendapatkan 66 likes . Wah, lumayan juga, nih.. Pikirku. Hari kedua, bertambah menjadi 86 likes . Dan hari terakhir, entah mengapa, jumlahnya bisa tepat 100 likes ! Yay! Setelah tenggat waktu habis, likes  yang muncul setelah itu tidak akan dihitung. Jadi, aku harus menggambar seorang karakter dengan 100 anak ayam di sekelilingnya. Hasil sketsa. Pros

Misi Mau Update Blog Lagi

Yup, ini blog udah kaya proyek mangkrak. Nggak terasa udah tiga tahun lebih aku nggak posting. Kadang pengen posting tapi takut yang diposting nggak berfaedah. Tapi bukannya tujuan blog buat itu ya? Untuk mengungkapkan apa yang dirasakan, apa yang dialami. Menulis bukan sekedar media berbahasa, tapi untuk mengenali diri lebih jauh, tanpa berpikir terlalu panjang tentang apa yang ingin diungkapkan. Menurutku, rajin nulis blog itu seperti layaknya streamers . Sisi kehidupanmu sehari-hari, menjadi terekspos di dunia maya. Bukan seperti penulis yang memang memiliki tujuan untuk menyelesaikan sebuah artikel sains, atau penulis cerita novel, atau penulis-penulis lain yang memiliki fokus. Bagiku, penulis blog mirip seperti seorang streamer . Mereka mendokumentasikan kegiatannya sehari-hari, tapi bukan diari. Mereka dapat berinteraksi dengan orang-orang yang membaca atau menonton kegiatan mereka sehari-hari, dan bertumbuh bersama para pembaca/penonton. Bukan. Aku bukan seorang blogger. Update