Skip to main content

Chit Chat (2)

Wohooo! Hari ini, genap 12 hari sejak aku memasuki semester ke-4!
Nggak nyangka udah hampir setahun aku tinggal di Singapura. Setelah chit chat terakhir yang kutulis tanggal 25 Juli 2015 (hampir satu tahun yang lalu) yang bisa dibaca di sini, sekarang aku ingin menuliskan apa-apa yang terjadi belakangan ini. Selama liburan kemarin, ada beberapa acara yang kuadakan bersama dengan saudara-saudaraku yang datang ke Singapura. Di sini, aku menjadi sadar bahwa dengan tinggal di negara orang / kota lain, kita secara tidak langsung juga dituntut untuk memahami seluk-beluk negara / kota tersebut. Ternyata di dunia nyata pun, aku harus melatih kemampuan tourism-ku, mempraktekkan ilmu yang ku dapat dari sekolah.

Nah, berlanjut ke cerita lain, musim hujan telah tiba. Tanpa diminta pun, setiap pagi pasti cuacanya enak, adem. Karena hujan. Tapi karena itu juga, suhu ruangan menjadi lebih rendah, dan tapakan kaki di lantai terasa lebih dingin dari biasanya. Aku butuh sesuatu yang hangat. #Eaaa

Nah, yang ada di pikiranku itu minuman, loh. Akhir-akhir ini aku jadi suka minum sesuatu sebelum tidur. Minum kopi hangat atau teh hangat. Saat pengetikan artikel ini pun, di sebelahku sudah tersedia teh yang paling populer di Jepang, sencha.

Jujur, dengan rutinitas baruku ini, aku merasa jadi lebih tua. Nggak tahu kenapa. Soalnya waktu kecil aku menganggap orang yang minum kopi, teh, dan semacamnya itu orang-orang tua. Ternyata, sekarang aku juga suka. Jangan dianggap tua, ya? Please.

Hmm... Rasanya senang hati ini, bisa meluangkan waktu untuk nulis di blog. Beberapa hari terakhir juga bisa bercakap-cakap dengan seorang anonim sesama pencinta buku di Ask.fm (@kennicesetiadi), membuat hatiku semakin berdebar-debar dalam menjalani hari dengan penuh semangat. Ada saja kejutan yang terjadi di setiap harinya. Sepertinya aku tipe orang yang tidak menyukai rutinitas. Padahal rutinitas itu penting juga, loh :(

Saat ini, aku masih belajar untuk semakin pandai mengatur waktu, menjadi lebih disiplin. Dengan adanya rutinitas, aku dapat meningkatkan produktivitasku dalam segala hal - menulis di blog, membaca buku, mengerjakan tugas, dan lain-lain. Kok bisa? Rutinitas, membuat badanmu secara otomatis akan terbiasa dengan jadwal yang telah kamu jalani sehari-hari. Sehingga otak kita pun mengetahui, kapan saat istirahat, kapan saat untuk berpikir dan berkonsentrasi. Begitu logikanya.

Tapi, karena rutinitasku masih kacau, aku sering datang ke sekolah nyaris telat. Selalu nyaris. Entah fenomena apa ini namanya. Ysng jelas, aku selalu bangun pagi, tapi selalu hampir telat datang ke sekolah. Padahal banyak teman-temanku yang bangun setengah jam sebelum kelas dimulai, bisa datang lebih pagi dariku. Kenapa aku bisa begini? Jawabannya masih dalam proses pencarian.

Chit chat kali ini akan kututup dengan tips untuk menjadi lebih produktif, diambil dari Pinterest.


Stop the glorification of “busy” and “stressed.” Focus on spending your time well instead. | 26 Diagrams That'll Help You Be Way Happier:
Bisa dilihat di sini.


Have a nice weekend, everyone!







Comments

  1. Selalu ingin pergi ke luar negeri dan melihat Indonesia menurut sudut pandang orang luar. Di Indonesia, khususnya kota saya Surabaya, akhir-akhir ini tak menentu. Jika hari ini langit cerah dan matahari menunjukkan apa itu arti gerah, belum tentu demikian. Beberapa tips diatas sudah pernah saya baca entah dimana, dan saya sepakat dengan semuanya. Salam kenal :D

    ReplyDelete
  2. Yap... Jadiin rutinitas dulu dan lama2 jadi kebiasaan hehe

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Suka Duka Anak Kos

Anak kos. Pasti banyak diatara kamu yang ngekos di kota atau negeri lain. Entah untuk SMA, atau perguruan tinggi. Hari ini, aku mau membahas suka-dukaku jadi mahasiswi di negeri lain, dalam hal tinggal sebagai anak kos. Untuk memulainya, kuceritakan terlebih dahulu gambaran tentang kos-kosan ku. Aku tinggal di sebuah apartemen di daerah Novena. Sekitar 8-10 menit berjalan kaki dari stasiun MRT. Disini, aku menyewa sebuah kamar untuk kutinggali sendiri. Tidak ada tuan rumah, hanya ada teman-teman serumah. Tapi sekitar tiga hari sekali, akan ada pembantu yang membersihkan rumah dan mengurus cucian baju. Nah, teman-teman serumahku ini ada yang berasal dari sesama Indonesia, ada juga yang dari Filipina. Karena akomodasi di Singapura lumayan mahal, apalagi daerah Novena, jadi aku menyewa kamar yang tidak ada WC-nya. Alias berbagi WC dengan teman serumah. Nah, mari kita mulai. Lagi asyik-asyiknya ngerjain tugas, tiba-tiba mesin cucinya berbunyi. Menandakan bahwa cucian telah selesai d

Day 29: Who and What Adds Meaning

Who and what adds meaning to your life. Agustus, 2023 Tentunya sulit untuk menunjuk hanya satu orang saja. Orang-orang disekitarku selalu menambah meaning dalam hidupku. Sebagian besar datang dan pergi, terkadang kembali, kemudian hilang lagi. Apalagi semakin dewasa dan bertambah usia, sepertinya teman-teman semakin punya kesibukan. Termasuk aku sendiri. Jadi ujung-ujungnya hanya menyapa tipis-tipis di media sosial. Tapi nggak apa-apa, meskipun begitu, aku percaya setiap orang memiliki “fungsi”-nya masing-masing dalam hidupku. Mungkin aku nggak sadar makna kehadirannya pada waktu itu dan baru ngeh setelah beberapa tahun berlalu, atau mungkin saat ini sudah nggak ngobrol, tapi masih terkadang kontakan sedikit-sedikit. Ada banyak faktor yang menentukan peran seseorang dalam hidupku. Jadi, jika ditanya ‘siapa’, tentunya tergantung dari musim hidup yang sedang kujalani. Setiap musim, pemerannya berbeda-beda. Aku hampir selalu belajar sesuatu dari setiap orang yang kutemui, dan sedikit demi

Misi Mau Update Blog Lagi

Yup, ini blog udah kaya proyek mangkrak. Nggak terasa udah tiga tahun lebih aku nggak posting. Kadang pengen posting tapi takut yang diposting nggak berfaedah. Tapi bukannya tujuan blog buat itu ya? Untuk mengungkapkan apa yang dirasakan, apa yang dialami. Menulis bukan sekedar media berbahasa, tapi untuk mengenali diri lebih jauh, tanpa berpikir terlalu panjang tentang apa yang ingin diungkapkan. Menurutku, rajin nulis blog itu seperti layaknya streamers . Sisi kehidupanmu sehari-hari, menjadi terekspos di dunia maya. Bukan seperti penulis yang memang memiliki tujuan untuk menyelesaikan sebuah artikel sains, atau penulis cerita novel, atau penulis-penulis lain yang memiliki fokus. Bagiku, penulis blog mirip seperti seorang streamer . Mereka mendokumentasikan kegiatannya sehari-hari, tapi bukan diari. Mereka dapat berinteraksi dengan orang-orang yang membaca atau menonton kegiatan mereka sehari-hari, dan bertumbuh bersama para pembaca/penonton. Bukan. Aku bukan seorang blogger. Update