Skip to main content

DORIYAKI!

Setelah terakhir aku mengulas sebuah buku fiksi tentang kebijaksanaan (dapat dibaca di sini), sekarang aku ingin membahas tentang buku ciptaan Andori Andriani.

Buku ini menceritakan tentang kisah hidup Andori yang penuh lika-liku kehidupan. Jujur, setelah baca buku ini, pandanganku terhadap anak-anak broken home berubah. Awalnya, aku berpikir bahwa anak-anak dari keluarga yang broken home biasanya gedenya juga begitulah. Nothing's special. Tapi ternyata, anak ini, yang namanya Andori, berhasil merubah pola pikirku terhadap anak-anak yang bernasib seperti dia.

Aku membeli buku ini di awal tahun 2016. Saat aku pulang ke Indonesia, aku memesannya online. Selain buku ini, aku juga memesan beberapa buku lain. Tapi untuk sekarang, aku baru berhasil membaca Doriyaki saja. Buku ini kupesan sekitar 9 hari sebelum aku kembali ke Singapura. Namun ternyata, jadwal pengiriman bukuku tertunda, dikarenakan oleh satu buku lainnya yang belum ditemukan di stok buku mereka. Alhasil, aku kembali ke Singapura tanpa membawa buku apapun :'(

Bulan Juni 2016, tiba-tiba ada seorang kenalan yang akan pergi ke Singapura. Segera, aku meminta mama untuk menitipkan buku-buku pesananku yang sudah tiba sejak beberapa bulan lalu pada dia. Akhirnya, buku-buku tersebut berada di pelukanku pada tanggal 10 Juni! Aaahhh senang sekali rasanyaaaa..

Jadi, begitulah sejarah bagaimana buku Doriyaki bisa sampai ke Singapura.




Malam itu juga, setelah aku mendapat bukunya, aku mulai membacanya. Bahasa yang terdapat dalam buku ini sangat mudah dimengerti. Mungkin karena target pembacanya adalah kalangan muda Indonesia. Tapi, meskipun begitu, buku ini mencerminkan banyak nilai kehidupan. Supaya kita selalu bersyukur, selalu sabar, dan selalu tekun dalam menghadapi berbagai hal. Tidak lupa, rajin berdoa.

Andori Andriani adalah anak perempuan dari keluarga broken home. Semasa sekolah, dia selalu sakit-sakitan dan bolak-balik masuk rumah sakit. Sebenarnya ini terjadi karena dia stres, hingga suatu ketika, dimana Dori sudah mencapai suatu titik yang dia tak dapat menahannya lagi, akhirnya dia menangis di depan teman-teman terdekatnya. Saat itu, teman-temannya sama sekali tidak tahu alasan mengapa Dori selalu sakit-sakitan. Namun setelah Dori menceritakan seluruh isi hatinya, teman-temannya mendukungnya. Dori pun lega setelah mencurahkan unek-uneknya.

Sesaat kemudian, Dori melanjutkan studi di Jepang. Padahal dia baru saja balikan sama mantannya, yang sekarang sudah jadi suaminya. Perjalanan cinta mereka penuh tantangan, apalagi mereka harus menjalani LDR (Long Distance Relationship). Tapi, apapun akan indah pada waktunya :)

Secara singkat, itulah isi buku Doriyaki. Menceritakan kisah hidup Andori Andriani. Setiap ceritanya memiliki makna tersendiri. Untukku pribadi, buku ini menunjukkan betapa indahnya hidup ini. Masa depan tidak ada yang tahu, tindakan kita hari inilah yang akan menentukan. Kucuplikkan secuil paragraf dari buku Doriyaki:

"Ternyata memang benar, ada 1000 jalan menuju mimpi kita. Kuncinya, jangan pernah putus asa, harus tetap kerja keras karena semua pilihan balik lagi ke diri kita sendiri. Lo mau diam terus terjatuh di bawah sana, atau bangkit dan melakukan suatu hal?"
- Halaman 81

Demikian review buku kali ini :) buku ini tentunya kurekomendasikan untuk para remaja di Indonesia! Khususnya untuk yang merasa dari keluarga broken home. Buku ini niscaya dapat menguatkan mentalmu.

Sampai ketemu di post berikutnya!







Comments

  1. Download latest blogger templates, premium themeforest blogger templates on BThemes4u.com

    ReplyDelete
  2. Kayanya seru tuch buku.. Ada nukilan pesan positifnya juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe.. Iya, buku itu ada sisi komedinya juga!
      Terima kasih sudah mampir di blog ini, ya :)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Suka Duka Anak Kos

Anak kos. Pasti banyak diatara kamu yang ngekos di kota atau negeri lain. Entah untuk SMA, atau perguruan tinggi. Hari ini, aku mau membahas suka-dukaku jadi mahasiswi di negeri lain, dalam hal tinggal sebagai anak kos. Untuk memulainya, kuceritakan terlebih dahulu gambaran tentang kos-kosan ku. Aku tinggal di sebuah apartemen di daerah Novena. Sekitar 8-10 menit berjalan kaki dari stasiun MRT. Disini, aku menyewa sebuah kamar untuk kutinggali sendiri. Tidak ada tuan rumah, hanya ada teman-teman serumah. Tapi sekitar tiga hari sekali, akan ada pembantu yang membersihkan rumah dan mengurus cucian baju. Nah, teman-teman serumahku ini ada yang berasal dari sesama Indonesia, ada juga yang dari Filipina. Karena akomodasi di Singapura lumayan mahal, apalagi daerah Novena, jadi aku menyewa kamar yang tidak ada WC-nya. Alias berbagi WC dengan teman serumah. Nah, mari kita mulai. Lagi asyik-asyiknya ngerjain tugas, tiba-tiba mesin cucinya berbunyi. Menandakan bahwa cucian telah selesai d

Day 29: Who and What Adds Meaning

Who and what adds meaning to your life. Agustus, 2023 Tentunya sulit untuk menunjuk hanya satu orang saja. Orang-orang disekitarku selalu menambah meaning dalam hidupku. Sebagian besar datang dan pergi, terkadang kembali, kemudian hilang lagi. Apalagi semakin dewasa dan bertambah usia, sepertinya teman-teman semakin punya kesibukan. Termasuk aku sendiri. Jadi ujung-ujungnya hanya menyapa tipis-tipis di media sosial. Tapi nggak apa-apa, meskipun begitu, aku percaya setiap orang memiliki “fungsi”-nya masing-masing dalam hidupku. Mungkin aku nggak sadar makna kehadirannya pada waktu itu dan baru ngeh setelah beberapa tahun berlalu, atau mungkin saat ini sudah nggak ngobrol, tapi masih terkadang kontakan sedikit-sedikit. Ada banyak faktor yang menentukan peran seseorang dalam hidupku. Jadi, jika ditanya ‘siapa’, tentunya tergantung dari musim hidup yang sedang kujalani. Setiap musim, pemerannya berbeda-beda. Aku hampir selalu belajar sesuatu dari setiap orang yang kutemui, dan sedikit demi

Misi Mau Update Blog Lagi

Yup, ini blog udah kaya proyek mangkrak. Nggak terasa udah tiga tahun lebih aku nggak posting. Kadang pengen posting tapi takut yang diposting nggak berfaedah. Tapi bukannya tujuan blog buat itu ya? Untuk mengungkapkan apa yang dirasakan, apa yang dialami. Menulis bukan sekedar media berbahasa, tapi untuk mengenali diri lebih jauh, tanpa berpikir terlalu panjang tentang apa yang ingin diungkapkan. Menurutku, rajin nulis blog itu seperti layaknya streamers . Sisi kehidupanmu sehari-hari, menjadi terekspos di dunia maya. Bukan seperti penulis yang memang memiliki tujuan untuk menyelesaikan sebuah artikel sains, atau penulis cerita novel, atau penulis-penulis lain yang memiliki fokus. Bagiku, penulis blog mirip seperti seorang streamer . Mereka mendokumentasikan kegiatannya sehari-hari, tapi bukan diari. Mereka dapat berinteraksi dengan orang-orang yang membaca atau menonton kegiatan mereka sehari-hari, dan bertumbuh bersama para pembaca/penonton. Bukan. Aku bukan seorang blogger. Update