Skip to main content

Kenapa Memilih Nama Sendiri Sebagai Judul Blog?

Believe it or not, I can talk a lot about this.

Jadi Kennice Setiadi adalah nama gue, dan gue pake nama gue sebagai judul blog simply karena gue bangga sama nama gue. Meskipun gue punya banyak pengalaman yang kurang menyenangkan karena nama gue, tapi kalo diingat ternyata lucu juga. Gue bisa ceritain beberapa pengalaman itu.

Pertama, karena nama gue sepertinya cukup langka, jadi ada saja orang yang kurang bisa pronounce nama gue dengan benar, termasuk teman-teman dekat gue. Kalo mau tau pronounce nama gue yang benar, ketik aja "Kennice" di google translate dari English ke Indonesian, trus klik simbol speaker-nya. Kalo nggak dengerin dengan cermat, nama gue bisa kedengeran kaya bule ngomong "tennis". Kalo temen gue orang yang mother tongue-nya bahasa Mandarin, biasanya mereka ucapin nama gue kaya bule ngomong "ganice", atau "candice". Tapi gue udah maklum, terima aja semua panggilan dari mereka.

Kedua, ketika SMP, nama gue pernah dibuat guyon sama walik kelas gue. Jadi ceritanya kita lagi ada pemeriksaan tas mendadak di kelas, apakah ada yang bawa HP or whatever. Terus tiba giliran gue. Cuma diperiksa sedikit, kemudian guru itu mengabsen nama. Karena itu wali kelas baru, jadi dia belum begitu familiar dengan nama gue. Terus tiba-tiba guru itu bilang ke gue, "untung namamu Kennice, bukan P***s". Waktu itu karena gue masih SMP, gue belum bisa terima dengan joke macam itu, gue merasa dilecehkan dan gue jadi hilang respek sama guru itu sampe gue lulus...

Ketiga, ketika SMA, ada program live in di kelas sepuluh. Live in adalah program yang dirancang bagi para murid untuk tinggal di desa selama (kalo ngga salah) 3 hari 2 malam (gue udah lupa). Dan setiap murid akan ditentukan di rumah siapa mereka akan tinggal selama mereka di desa tersebut. Jadi masing-masing murid akan memiliki seorang atau dua teman sekamar. Nah, nama gue yang diikuti dengan Setiadi, membuat keseluruhan nama gue terlihat seperti nama cowo, jadi saat pembagian kamar selesai, gue malah sekamar sama cowo. Beberapa saat kemudian, gue akhirnya dapat teman sekamar pengganti (cewe, ya).

Namun beberapa kebangganku memiliki nama ini, yaitu karena nama gue bisa buat cewe dan cowo. Ada orang yang beranggapan bahwa nama gue memang nama cewe, ada juga yang tidak. Tapi karena faktanya gue cewe, jadi mereka pun terima aja.

Kedua, nama yang unik ini bikin gue merasa spesial, dan diam-diam, nama gue pun senada dengan nama kakak-kakak gue yang sama-sama diawali dengan K!

Okelah, jadi sampe disini postingan buat hari ke-3 blog challenge-nya. Terima kasih telah setia membaca postingan gue! I really appreciate that. Sampe ketemu di postingan besok!





Comments

Popular posts from this blog

Suka Duka Anak Kos

Anak kos. Pasti banyak diatara kamu yang ngekos di kota atau negeri lain. Entah untuk SMA, atau perguruan tinggi. Hari ini, aku mau membahas suka-dukaku jadi mahasiswi di negeri lain, dalam hal tinggal sebagai anak kos. Untuk memulainya, kuceritakan terlebih dahulu gambaran tentang kos-kosan ku. Aku tinggal di sebuah apartemen di daerah Novena. Sekitar 8-10 menit berjalan kaki dari stasiun MRT. Disini, aku menyewa sebuah kamar untuk kutinggali sendiri. Tidak ada tuan rumah, hanya ada teman-teman serumah. Tapi sekitar tiga hari sekali, akan ada pembantu yang membersihkan rumah dan mengurus cucian baju. Nah, teman-teman serumahku ini ada yang berasal dari sesama Indonesia, ada juga yang dari Filipina. Karena akomodasi di Singapura lumayan mahal, apalagi daerah Novena, jadi aku menyewa kamar yang tidak ada WC-nya. Alias berbagi WC dengan teman serumah. Nah, mari kita mulai. Lagi asyik-asyiknya ngerjain tugas, tiba-tiba mesin cucinya berbunyi. Menandakan bahwa cucian telah selesai d

Digital Painting di Kala Liburan

Malam yang menyejukkan hati, membuat mood ku menjadi baik. Aku segera membuka laptop ku, dan memulai proses pengeditan gambarku. Saat itu, aku sedang sibuk menyelesaikan challenge yang kuterima sejak sekitar sepuluh bulan yang lalu. Hari itu, akhirnya kulaksanakan juga challenge  nya. Jadi begini, challenge  nya itu dengan memajang foto semacam ini: Bukan gambar saya :) Nah, setelah memajang gambar itu di Instagram , tetapkanlah misalnya, tiga hari untuk mendapat jumlah likes . Jumlah likes  yang didapat, menentukan jumlah anak ayam yang harus digambar. Saat itu aku menetapkan tenggat waktu tiga hari. Hari pertama, aku mendapatkan 66 likes . Wah, lumayan juga, nih.. Pikirku. Hari kedua, bertambah menjadi 86 likes . Dan hari terakhir, entah mengapa, jumlahnya bisa tepat 100 likes ! Yay! Setelah tenggat waktu habis, likes  yang muncul setelah itu tidak akan dihitung. Jadi, aku harus menggambar seorang karakter dengan 100 anak ayam di sekelilingnya. Hasil sketsa. Pros

Misi Mau Update Blog Lagi

Yup, ini blog udah kaya proyek mangkrak. Nggak terasa udah tiga tahun lebih aku nggak posting. Kadang pengen posting tapi takut yang diposting nggak berfaedah. Tapi bukannya tujuan blog buat itu ya? Untuk mengungkapkan apa yang dirasakan, apa yang dialami. Menulis bukan sekedar media berbahasa, tapi untuk mengenali diri lebih jauh, tanpa berpikir terlalu panjang tentang apa yang ingin diungkapkan. Menurutku, rajin nulis blog itu seperti layaknya streamers . Sisi kehidupanmu sehari-hari, menjadi terekspos di dunia maya. Bukan seperti penulis yang memang memiliki tujuan untuk menyelesaikan sebuah artikel sains, atau penulis cerita novel, atau penulis-penulis lain yang memiliki fokus. Bagiku, penulis blog mirip seperti seorang streamer . Mereka mendokumentasikan kegiatannya sehari-hari, tapi bukan diari. Mereka dapat berinteraksi dengan orang-orang yang membaca atau menonton kegiatan mereka sehari-hari, dan bertumbuh bersama para pembaca/penonton. Bukan. Aku bukan seorang blogger. Update