Skip to main content

Day 10: A Friend Who Never Left My Side

Write about a friend who never left your side.

(Iya, aku tahu eyeliner-ku gak simetri)

Teman... Teman hidup boleh kan?

Sahabat terbaikku, selain keluargaku, adalah mas patjar. Si super sabar, yang siap menjawab segala pertanyaanku, mendengarkan segala keluh kesahku, dan sahabat yang jujur ketika aku mulai bertindak yang diluar batas "wajar". Seperti sebuah ayat dalam Kitab Suci:

Proverbs 27:17

Iron is sharpened by iron; one person sharpens another.

Tidak sekadar berbincang dan berdiskusi, namun kita juga dapat "menajamkan" cara pikir dan wawasan masing-masing.

Kalo diminta ngobrol tentang sahabatku ini, mungkin kita bahas awal mulanya saja. Kita nggak pernah satu kota, nggak pernah satu kampus, apalagi satu kelas. Tapi kok bisa kenal dekat?

Bermula dari aku yang sedang doyan main game yang judulnya Werewolf di Telegram. Aku dan teman-temanku bermain bersama di sebuah grup. Namun tiba-tiba ada masalah, dan akhirnya salah satu temanku mengundang calon sahabatku ini masuk ke grup untuk bantu memperbaiki issue tersebut.

Setelah masalahnya selesai, karena orang ini sudah dimasukin grup, jadi akhirnya kita main bareng juga. Lama-lama kita jadi ngobrol bareng, lalu nyelip jadi private chat, dan kita jadi ngobrol banyak topik sendiri. Itu tujuh tahun yang lalu. He is still my best friend to this day.

Kalo dikilas balik, ternyata sudah cukup lama juga kita kenal satu sama lain. Sudah banyak berubah juga kepribadian kita. Aku yang dulunya baru mulai mengenal dunia kerja, aku cukup cerewet dan cenderung banyak mengeluh, bak anak kecil yang entitled. Untungnya, karena orang yang dulu teman dekatku ini super sabar, dia selalu berusaha mendengarkan dan menyemangatiku. Kalo dia gak peduli, gak tahu sudah sejak kapan dia bakal kacangin aku.

So yes, mas patjar ini bisa aku klasifikasi sebagai teman yang tidak pernah meninggalkanku. Yang gak hanya sekedar "ada" dan mendengar keluh kesah, tapi juga sahabat yang bisa menantangku untuk berkembang menjadi lebih baik, dan membantuku di sepanjang perjalanan.


*.*.*

Jika kamu mau tahu lebih lanjut tentang 30 Day Writing Challenge yang aku jalani saat ini, kamu bisa klik link ini ya.






Comments

Popular posts from this blog

Suka Duka Anak Kos

Anak kos. Pasti banyak diatara kamu yang ngekos di kota atau negeri lain. Entah untuk SMA, atau perguruan tinggi. Hari ini, aku mau membahas suka-dukaku jadi mahasiswi di negeri lain, dalam hal tinggal sebagai anak kos. Untuk memulainya, kuceritakan terlebih dahulu gambaran tentang kos-kosan ku. Aku tinggal di sebuah apartemen di daerah Novena. Sekitar 8-10 menit berjalan kaki dari stasiun MRT. Disini, aku menyewa sebuah kamar untuk kutinggali sendiri. Tidak ada tuan rumah, hanya ada teman-teman serumah. Tapi sekitar tiga hari sekali, akan ada pembantu yang membersihkan rumah dan mengurus cucian baju. Nah, teman-teman serumahku ini ada yang berasal dari sesama Indonesia, ada juga yang dari Filipina. Karena akomodasi di Singapura lumayan mahal, apalagi daerah Novena, jadi aku menyewa kamar yang tidak ada WC-nya. Alias berbagi WC dengan teman serumah. Nah, mari kita mulai. Lagi asyik-asyiknya ngerjain tugas, tiba-tiba mesin cucinya berbunyi. Menandakan bahwa cucian telah selesai d

Digital Painting di Kala Liburan

Malam yang menyejukkan hati, membuat mood ku menjadi baik. Aku segera membuka laptop ku, dan memulai proses pengeditan gambarku. Saat itu, aku sedang sibuk menyelesaikan challenge yang kuterima sejak sekitar sepuluh bulan yang lalu. Hari itu, akhirnya kulaksanakan juga challenge  nya. Jadi begini, challenge  nya itu dengan memajang foto semacam ini: Bukan gambar saya :) Nah, setelah memajang gambar itu di Instagram , tetapkanlah misalnya, tiga hari untuk mendapat jumlah likes . Jumlah likes  yang didapat, menentukan jumlah anak ayam yang harus digambar. Saat itu aku menetapkan tenggat waktu tiga hari. Hari pertama, aku mendapatkan 66 likes . Wah, lumayan juga, nih.. Pikirku. Hari kedua, bertambah menjadi 86 likes . Dan hari terakhir, entah mengapa, jumlahnya bisa tepat 100 likes ! Yay! Setelah tenggat waktu habis, likes  yang muncul setelah itu tidak akan dihitung. Jadi, aku harus menggambar seorang karakter dengan 100 anak ayam di sekelilingnya. Hasil sketsa. Pros

Misi Mau Update Blog Lagi

Yup, ini blog udah kaya proyek mangkrak. Nggak terasa udah tiga tahun lebih aku nggak posting. Kadang pengen posting tapi takut yang diposting nggak berfaedah. Tapi bukannya tujuan blog buat itu ya? Untuk mengungkapkan apa yang dirasakan, apa yang dialami. Menulis bukan sekedar media berbahasa, tapi untuk mengenali diri lebih jauh, tanpa berpikir terlalu panjang tentang apa yang ingin diungkapkan. Menurutku, rajin nulis blog itu seperti layaknya streamers . Sisi kehidupanmu sehari-hari, menjadi terekspos di dunia maya. Bukan seperti penulis yang memang memiliki tujuan untuk menyelesaikan sebuah artikel sains, atau penulis cerita novel, atau penulis-penulis lain yang memiliki fokus. Bagiku, penulis blog mirip seperti seorang streamer . Mereka mendokumentasikan kegiatannya sehari-hari, tapi bukan diari. Mereka dapat berinteraksi dengan orang-orang yang membaca atau menonton kegiatan mereka sehari-hari, dan bertumbuh bersama para pembaca/penonton. Bukan. Aku bukan seorang blogger. Update