Skip to main content

Day 8: What Fascinates Me About Life And People Around Me

What fascinates you about life and people around you?

Image by ijeab on Freepik

Ada beberapa hal yang kupelajari tahun ini yang membuatku kagum dengan kehidupan dan relasi manusia. Dan dua hal ini sangat dekat di hatiku saat ini:

  1. Bahwa aku bisa mendesain hidupku sesuai dengan apapun yang kuinginkan (tentunya ada campur tangan keberuntungan juga).
    Aku merasa hidup ini penuh dengan kesempatan. Okelah, nggak semua orang dilahirkan di “titik mulai” yang sama. Ada yang Titik Mulainya sudah lebih di depan, alias dilahirkan di keluarga yang lebih mapan dan punya banyak koneksi. Ada juga yang mulainya di Titik Mulai yang biasa aja, dimana orang dilahirkan di keluarga yang biasa-biasa aja dengan kapasitas koneksi yang biasa-biasa aja. Dan ada juga yang bahkan masih jauh di belakang Titik Mulai orang pada umumnya, dimana dia tidak memiliki pendidikan yang cukup atau koneksi yang bagus. Namun uniknya, kita punya kebebasan dalam hidup ini. Kita sama-sama memiliki kesempatan untuk melampaui kapasitas normal kita, dimanapun Titik Mulai kita berada. Yang Titik Mulainya di belakang, butuh kerja keras ekstra dong? Ya tidak bisa dipungkiri memang ada ketidakadilan dalam hidup. Tapi justru disitulah kebebasan yang kita miliki seharusnya bisa digunakan dengan baik. Mau membuat kondisi hidup lebih baik itu sulit, tapi punya kondisi hidup yang kurang dari rata-rata juga sulit. Pilihan ada di tangan kita, mau kesulitan yang mana?

  2. Hubungan antar sesama manusia - bahwa manusia mampu melampaui apapun yang terjadi dalam sebuah hubungan.
    Baik dalam hubungan dengan pasangan, dengan keluarga, saudara, atau pun teman, tidak peduli seberapa rusaknya sebuah hubungan, jika dua individu ingin mendengarkan satu sama lain dan bekerja bersama untuk memperbaikinya, hubungan dapat dipulihkan kembali. It doesn’t guarantee that it’ll be quick, kadang itu akan membutuhkan waktu bertahun-tahun. Apalagi kalo sudah berhubungan dengan kepercayaan (trust), memang tidak mudah untuk membangun kepercayaan itu lagi, meskipun sudah diperbaiki, kepercayaan itu tidak akan sama lagi seperti dulu. Seperti gelas yang sudah pecah, meskipun disatukan kembali dan diperbaiki, tidak akan sama lagi rupanya. Tapi, apakah bisa dilakukan? Ya bisa-bisa aja, but it won’t be the same. And it’s fine, we live and learn. Selama dua belah pihak mau mengupayakan, it is doable. But it’ll need a lot of work from both sides. Ada satu kutipan dari novel “the Zahir” karya Paulo Coelho yang sangat relatable dengan hal ini: “the taste of things recovered is the sweetest honey we will ever know”.
Selamat hari Senin~


*.*.*

Jika kamu mau tahu lebih lanjut tentang 30 Day Writing Challenge yang aku jalani saat ini, kamu bisa klik link ini ya.






Comments

Popular posts from this blog

Suka Duka Anak Kos

Anak kos. Pasti banyak diatara kamu yang ngekos di kota atau negeri lain. Entah untuk SMA, atau perguruan tinggi. Hari ini, aku mau membahas suka-dukaku jadi mahasiswi di negeri lain, dalam hal tinggal sebagai anak kos. Untuk memulainya, kuceritakan terlebih dahulu gambaran tentang kos-kosan ku. Aku tinggal di sebuah apartemen di daerah Novena. Sekitar 8-10 menit berjalan kaki dari stasiun MRT. Disini, aku menyewa sebuah kamar untuk kutinggali sendiri. Tidak ada tuan rumah, hanya ada teman-teman serumah. Tapi sekitar tiga hari sekali, akan ada pembantu yang membersihkan rumah dan mengurus cucian baju. Nah, teman-teman serumahku ini ada yang berasal dari sesama Indonesia, ada juga yang dari Filipina. Karena akomodasi di Singapura lumayan mahal, apalagi daerah Novena, jadi aku menyewa kamar yang tidak ada WC-nya. Alias berbagi WC dengan teman serumah. Nah, mari kita mulai. Lagi asyik-asyiknya ngerjain tugas, tiba-tiba mesin cucinya berbunyi. Menandakan bahwa cucian telah selesai d

Digital Painting di Kala Liburan

Malam yang menyejukkan hati, membuat mood ku menjadi baik. Aku segera membuka laptop ku, dan memulai proses pengeditan gambarku. Saat itu, aku sedang sibuk menyelesaikan challenge yang kuterima sejak sekitar sepuluh bulan yang lalu. Hari itu, akhirnya kulaksanakan juga challenge  nya. Jadi begini, challenge  nya itu dengan memajang foto semacam ini: Bukan gambar saya :) Nah, setelah memajang gambar itu di Instagram , tetapkanlah misalnya, tiga hari untuk mendapat jumlah likes . Jumlah likes  yang didapat, menentukan jumlah anak ayam yang harus digambar. Saat itu aku menetapkan tenggat waktu tiga hari. Hari pertama, aku mendapatkan 66 likes . Wah, lumayan juga, nih.. Pikirku. Hari kedua, bertambah menjadi 86 likes . Dan hari terakhir, entah mengapa, jumlahnya bisa tepat 100 likes ! Yay! Setelah tenggat waktu habis, likes  yang muncul setelah itu tidak akan dihitung. Jadi, aku harus menggambar seorang karakter dengan 100 anak ayam di sekelilingnya. Hasil sketsa. Pros

Misi Mau Update Blog Lagi

Yup, ini blog udah kaya proyek mangkrak. Nggak terasa udah tiga tahun lebih aku nggak posting. Kadang pengen posting tapi takut yang diposting nggak berfaedah. Tapi bukannya tujuan blog buat itu ya? Untuk mengungkapkan apa yang dirasakan, apa yang dialami. Menulis bukan sekedar media berbahasa, tapi untuk mengenali diri lebih jauh, tanpa berpikir terlalu panjang tentang apa yang ingin diungkapkan. Menurutku, rajin nulis blog itu seperti layaknya streamers . Sisi kehidupanmu sehari-hari, menjadi terekspos di dunia maya. Bukan seperti penulis yang memang memiliki tujuan untuk menyelesaikan sebuah artikel sains, atau penulis cerita novel, atau penulis-penulis lain yang memiliki fokus. Bagiku, penulis blog mirip seperti seorang streamer . Mereka mendokumentasikan kegiatannya sehari-hari, tapi bukan diari. Mereka dapat berinteraksi dengan orang-orang yang membaca atau menonton kegiatan mereka sehari-hari, dan bertumbuh bersama para pembaca/penonton. Bukan. Aku bukan seorang blogger. Update