Skip to main content

Day 4: Early or Nocturnal?

Are you early or nocturnal? Write the pros and cons of being one.

Image by Freepik

Wah, pertanyaan yang sulit dijawab, karena aku kerjanya masih ada shift pagi dan malam, selalu berubah-ubah. Tapi jika kupelajari dari pola-pola sebelumnya, sepertinya aku suka bangun pagi.

Ada yang menarik beberapa hari yang lalu. Aku masih membaca bukunya Fellexandro Ruby yang berjudul "You Do You", di buku itu dia menguraikan beberapa jenis chronotypes, alias ritme tidur setiap orang yang berbeda-beda. Dengan mempelajari chronotype ini, katanya kita jadi bisa lebih memahami diri, dimana jam-jam ketika kita bisa sangat fokus, dan dimana jam-jam dimana kita susah fokus.

Jadi chronotype itu dikategorikan menjadi empat, menurut Dr. Michael Breus, seorang psikolog dan spesialis tidur. Untuk kepentingan post kali ini, aku akan jelaskan sekilas. Jadi empat tipe itu dilambangkan dengan hewan; lumba-lumba, beruang, serigala dan singa.

Tipe lumba-lumba itu orang yang gampang sekali bangun. Sensitif banget sama suara atau cahaya. Tipe beruang itu orang yang jam tidurnya gak tentu, biasanya ngikutin sinar matahari aja, kalo udah tenggelam ya dia bisa tidur, dan kalo udah ada cahaya ya dia bangun. Katanya sebagian besar populasi manusia termasuk di tipe ini. Kemudian ada tipe serigala, yaitu orang yang suka tidur sampe molor, susah banget bangun pagi dan rajin banget melek kalo malam. Dan terakhir, tipe singa. Orang tipe ini biasanya orang yang lumayan disiplin karena dia mungkin bisa dibilang the true early riser. Doyan bangun pagi-pagi banget.

Nah, dari keempat tipe itu, aku merasa paling relate sama tipe beruang. Tipe yang paling umum mungkin ya, karena basically ngikutin cahaya matahari aja. Kalo kamu tipe orang yang suka tidur lama, harus banyak tidur like maybe 8 hours every night, supaya bisa berfungsi dengan baik keesokan harinya, kemudian suka susah fokus setelah jam makan siang, kemungkinan besar kamu tipe beruang juga.

Untuk aku pribadi, aku merasa kalo kurang tidur, misalnya, tidur kurang dari enam jam, biasanya besoknya mood-ku jadi jelek. Lalu biasanya juga aku lebih fokus di pagi dan malam hari, ketimbang di siang hari.

Bisa dilanjut browsing sendiri ya mengenai empat jenis kronotipe itu dari internet. Dan selalu keep in mind, bahwa hal-hal seperti ini bertujuan untuk menginformasi, bukan mengotakkan kepribadian kita. Ada kalanya aku merasa bertransformasi menjadi tipe serigala, dimana aku susah banget bangun pagi, dan kalaupun bangun, pokoknya bego banget dah kalo diajak omong di pagi hari. Dan ada kalanya aku menjadi tipe singa, ketika aku sangat termotivasi saat matahari belum terbit. Jangan batasi dirimu dengan mengenali tipe-tipe ini, ya.

Dan buat yang skeptis dengan kronotipe manusia, kamu sebenarnya tidak dilarang juga. Karena berdasarkan podcast dari Andrew Huberman, saat dia sedang berbincang dengan Dr. Gina Poe, seorang profesor di department of integrative biology & physiology di UCLA (University of California, Los Angeles), berdasarkan riset-riset yang Dr. Gina baca, selama ini ternyata bisa dibilang tidur malam tetap bukan cara yang tepat when it comes to sleep, even though you claimed to be a night owl. Karena bagaimana pun, sebenarnya tubuh kita mengetahui saat kita seharusnya sudah tidur atau belum, karena tubuh kita memiliki jam biologis sendiri yang terus berjalan.

Dan lebih seremnya lagi, kalo kita nggak tidur di jam yang konsisten, kita melewatkan jam prima untuk regenerasi sel-sel tubuh kita. Jam prima ini hanya terjadi sekali semalam dan semakin bertambah umur, semakin sedikit jatah jam prima ini. Bukan berarti nggak ada regenerasi sel ketika kita melewatkan jam prima itu, tapi many important regenerations happened during those times dan ketika itu terjadi di jam prima, jumlahnya banyak sekali dibanding jam-jam berikutnya. Jadi untuk para tipe serigala, berusahalah untuk tetap tidur pada malam hari, gak perlu sampe begadang-begadang. Dan lebih pentingnya lagi, konsisten jam tidurnya. Kecuali kalo kebagian night shift ya, kalo itu mau gimana lagi.

Aku rekomendasikan podcast episode itu jika kalian tertarik lebih lanjut tentang topik yang kompleks ini: tidur. Karena ada banyak hal yang eye opening sekali dari percakapan mereka. Kamu bisa dengarkan dengan gratis di sini ya. Tenang, ini bukan sponsor.

Wah, ternyata ngomongin tidur banyak juga ilmunya. Ironisnya, aku mendengarkan dan mempelajari ini semua ketika aku sedang menjalani night shift. Saat aku sendiri sedang begadang :)

Ya sudah, mari kita tutup keironisan ini. Selamat tidur, dimanapun kamu berada.


*.*.*

Jika kamu mau tahu lebih lanjut tentang 30 Day Writing Challenge yang aku jalani saat ini, kamu bisa klik link ini ya.





Comments

Popular posts from this blog

Day 29: Who and What Adds Meaning

Who and what adds meaning to your life. Agustus, 2023 Tentunya sulit untuk menunjuk hanya satu orang saja. Orang-orang disekitarku selalu menambah meaning dalam hidupku. Sebagian besar datang dan pergi, terkadang kembali, kemudian hilang lagi. Apalagi semakin dewasa dan bertambah usia, sepertinya teman-teman semakin punya kesibukan. Termasuk aku sendiri. Jadi ujung-ujungnya hanya menyapa tipis-tipis di media sosial. Tapi nggak apa-apa, meskipun begitu, aku percaya setiap orang memiliki “fungsi”-nya masing-masing dalam hidupku. Mungkin aku nggak sadar makna kehadirannya pada waktu itu dan baru ngeh setelah beberapa tahun berlalu, atau mungkin saat ini sudah nggak ngobrol, tapi masih terkadang kontakan sedikit-sedikit. Ada banyak faktor yang menentukan peran seseorang dalam hidupku. Jadi, jika ditanya ‘siapa’, tentunya tergantung dari musim hidup yang sedang kujalani. Setiap musim, pemerannya berbeda-beda. Aku hampir selalu belajar sesuatu dari setiap orang yang kutemui, dan sedikit demi...

Terus dan terus.

Kemana hidup ini harus kubawa? Kekecewaan datang dan pergi. Begitu pula kecintaan. Yang mana yang harus kupercaya? Ada keputusan, ada ketakutan. Ada komitmen, ada kebingungan. Dimana ada harapan, disitu ada kekecewaan. Dimana ada tekad, disitu ada godaan. Dimana ada kekecewaan, disitu ada harapan. Akankah aku bertahan? Berapa lama harus aku bertahan? Berapa lama harus aku percaya? Tujuh kali tujuh ratus tujuh puluh tujuh? Sampai jelas. Sampai mati dan hidup lagi. Sampai nyata.

Suka Duka Anak Kos

Anak kos. Pasti banyak diatara kamu yang ngekos di kota atau negeri lain. Entah untuk SMA, atau perguruan tinggi. Hari ini, aku mau membahas suka-dukaku jadi mahasiswi di negeri lain, dalam hal tinggal sebagai anak kos. Untuk memulainya, kuceritakan terlebih dahulu gambaran tentang kos-kosan ku. Aku tinggal di sebuah apartemen di daerah Novena. Sekitar 8-10 menit berjalan kaki dari stasiun MRT. Disini, aku menyewa sebuah kamar untuk kutinggali sendiri. Tidak ada tuan rumah, hanya ada teman-teman serumah. Tapi sekitar tiga hari sekali, akan ada pembantu yang membersihkan rumah dan mengurus cucian baju. Nah, teman-teman serumahku ini ada yang berasal dari sesama Indonesia, ada juga yang dari Filipina. Karena akomodasi di Singapura lumayan mahal, apalagi daerah Novena, jadi aku menyewa kamar yang tidak ada WC-nya. Alias berbagi WC dengan teman serumah. Nah, mari kita mulai. Lagi asyik-asyiknya ngerjain tugas, tiba-tiba mesin cucinya berbunyi. Menandakan bahwa cucian telah selesai d...